Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti
yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik (Hurlock, 1992).
1. Pengertian
Remaja
Remaja
adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari anak-anak menuju
dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki
masa dewasa (Darajad, 1990).
Remaja sebagai tahap umur yang datang setelah
masa anak-anak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat yang
terjadi pada tubuh remaja luar dan membawah akibat yang tidak sedikit terhadap
sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja (Darajad, 1995).
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada
masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari
anak-anak menuju dewasa (Wikepedia, Indonesia).
2. Tahap-tahap
Perkembangan Remaja
Dalam
proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja:
a.
Remaja
awal (early adolescent)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan
yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran
baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi erotik.
Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali
terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti dan dimengerti orang
dewasa.
b.
Remaja
madya (middle adolescent)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia
senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri ,dengan menyukai
teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan
karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai – ramai atau
sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya.
c. Remaja akhir (late adolescent)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju
periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private
self) dan masyarakat umum (Sarwono, 2010).
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat
perlu untuk mengenal perkembangan remaja serta
cirri-cirinya berdasarkan sifat atau cirri perkembanganya, masa (rentang
waktu) remaja ada tiga tahap yaitu :
a.
Masa remaja awal (10-12
tahun)
1)
Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2)
Tampak dan merasa ingin bebas.
3)
Tampak dan memang lebih
banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal.
b.
Masa remaja tengah (13-15
tahun)
1)
Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2)
Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan
jenis.
3)
Timbul perasaan cinta yang
mendalam.
c.
Masa remaja akhir (16-19 tahun)
1)
Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2)
Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3)
Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4)
Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5)
Memiliki kemampuan berpikir
khayal atau abstrak (Widyastuti dkk, 2009).
3.
Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Terdapat perkembangan masa remaja
difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk
mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja adalah sebagai
berikut:
a. Mampu menerima keadaan fisiknya.
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis.
d. Mencapai kemandirian emosional.
e. Mencapai kemandirian ekonomi.
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa
dan orang tua.
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa.
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j.
Memahami dan mempersiapkan
berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
(Hurlock, 1991).
Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini
amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal.
Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam
melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi
dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja.
Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya (Ali dan
Asrori, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar