Minggu, 01 April 2012

definisi menstruasi dan gangguanya

Haid atau menstruasi adalah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina (Prawirohardjo, 2007; Suwarni, 2009).
 Menstruasi adalah peluruhan lapisan jaringan pada uterus yaitu endometrium bersama dengan darah. Menstruasi diperkirakan terjadi setiap bulan selama masa reproduksi, dimulai saat pubertas (menarche) dan berakhir saat menopause kecuali selama kehamilan. Sebagai seorang perempuan, pubertas merupakan tanda alat reproduksi wanita muda mulai bekerja (Rosenblatt, 2007).
Kelenjar pituitari di otak mulai memproduksi hormon yang menghasilkan sinyal kepada sel telur untuk berfungsi. Interaksi antara hormon estrogen dan progesteron menyebabkan endometrium pada uterus menggumpal dan menebal untuk mengkapasitasi pembuahan. Tetapi jika tidak dibuahi, terjadilah menstruasi. Menstruasi bukanlah penyakit, tetapi dapat terjadi masalah-masalah menstruasi termasuk perubahan lama siklus, aliran, warna atau konsistensi darah, dan sindrom pramenstruasi (Rowland, 2001).

1.    Fisiologi Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon. Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle-Stimulating Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis, mencetuskan ovulasi dan menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya pembuahan (Rosenblatt, 2007).
Siklus menstruasi terdiri atas tiga fase, yaitu fase menstruasi, proliferasi dan sekresi. (Wiknjosastro 2006).
Menstruasi sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ovulasi, jika proses ovulasi terarur maka siklus teratur (Pitkin, 2003).

2.    Faktor yang mempengaruhi mestruasi.
    Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi:
a.    Ketidakseimbangan Hormon
Menstruasi iregular dapat disebabkan terlalu banyak atau sedikit hormon, yang dapat disebabkan oleh masalah tiroid, sindrom polikistik ovarium, obat-obatan, perimenopause, sakit, gaya hidup, olah raga berlebihan, dan stres.

b.     Stres
Beban pikiran sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh, termasuk periode menstruasi. Kondisi pikiran yang tidak stabil dapat menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan kortisol. Hal ini berefek pada estrogen, progesteron dan menurunkan produksi Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) sehingga menghambat terjadinya ovulasi atau menstruasi.

c.    Penyakit
Siklus menstruasi yang tidak teratur dalam waktu lama merupakan tanda-tanda adanya penyakit pada saluran reproduksi. Misalnya, fibroid, kista, endometriosis, polip, sindrom polikistik ovarium, infeksi pada saluran reproduksi maupun kelainan genetik.

d.    Perubahan rutinitas
Perubahan rutinitas dalam hidup dapat berpengaruh pada kondisi fisik. Misalnya, mereka yang harus berganti jam kerja dari pagi menjadi malam. Hal ini biasa terjadi hingga tubuh menyesuaikan dengan pola atau rutinitas baru.

e.    Gaya hidup dan berat badan
Pilihan gaya hidup termasuk pola makan, mengkonsumsi alkohol, atau pemakai narkoba mempengaruhi metabolisme progesteron dan estrogen. Terlalu banyak mengkonsumsi kafein dan rokok serta kelebihan dan kekurangan berat badan juga berpengaruh pada kadar hormonal di tubuh. Pada kasus tertentu bahkan dapat menghentikan menstruasi (amenorrhea) karena hipotalamus tidak dapat melepaskan GnRH. Masalah ini biasa terjadi pada wanita yang sangat sibuk dan atlet (Wolfenden, 2010).

3.    Fase-Fase Menstruasi
Menurut Manuaba (1998) menstruasi terjadi dalam empat fase yaitu:
a.   Stadium menstruasi
       Berlangsung sekitar 3−5 hari, lapisan stratum kompakta dan spongiosa dilepaskan, tertinggal stratum basalis 0,5 mm, jumlah perdarahan sekitar 50 cc tanpa terjadi bekuan darah karena mengandung banyak fermen dan bila terdapat gumpalan darah, menunjukkan perdarahan menstruasi cukup banyak.

b.   Stadium Regenerasi
       Stadium ini dimulai pada hari keempat menstruasi, dimana luka bekas deskuamasi endometrium ditutup kembali oleh epitel selaput lendir endometrium. Sel basalis mulai berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar endometrium mulai tumbuh kembali.

c.   Stadium Proliferasi
       Pada stadium proliferasi lapisan endometrium pertumbuhan kelenjarnya lebih cepat dari jaringan ikatnya sehingga berkelok-kelok. Lapisan atasnya tempat saluran kelenjar tampaknya lebih kompak disebut “stratum kompakta”, sedangkan lapisan yang mengandung kelenjar berkelok menjadi longgar disebut “stratum spongiosa”. Stadium proliferasi berlangsung hari ke 5−14, dan tebal endometrium sekitar 3,5 cm.

d.    Stadium Sekresi
       Pada stadium regenerasi sampai stadium proliferasi endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan sejak saat ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi endometrium ke dalam stadium sekresi. Dalam stadium sekresi tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya lebih berkelok-kelok dan mengeluarkan sekret. Stadium sekresi berlangsung sejak hari ke 14 sampai 28 dan umur korpus luteum hanya berlangsung 8 hari.

4.    Anatomi dan Fisiologi wanita
       Menurut Sarwono (1999), susunan alat reproduksi wanita secara garis besar terdiri dari dua bagian yaitu alat kelamin luar (genitalia eksternal) dan alat kelamin dalam (ganitalia internal) dapat diuraikan seperti berikut ini :

a.    Genetalia Eksterna
       Yaitu alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi litotomi, yang termasuk genetalia eksterna :

1)    Mons Veneris
       Daerah yang menggunung di atas simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan liat, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung (pada wanita) sedang pria membentuk sudut runcing ke atas

2)    Labia Mayora (bibir besar)
       Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris. bertemunya labia mayor membentuk komisura posterior. Sedangkan bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea.

3)    Labia Minora (bibir Kecil)
       Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan suatu lipatan kanan dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah melahirkan).

4)    Klitoris (kelentit)
       Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi frenulum klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.

5)    Vestibulum
       Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar bartholin, yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus.

6)    Kelenjar Bartolini
       Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah sobek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup menimbulkan gejala klinik setelah mendapat mentruasi.




7)    Hymen (selaput dara)
       Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang membentuk semilunaris, anularis, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata. Himen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin (himen ini disebut karunkulae mirtiformis). Lubang-lubang pada himen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid.

8)    Perineum
       Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm

b.    Genetalia Interna
       Merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar, terletak disebelah dalam dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan pembedahan.

1)    Vulva
       Vulva adalah saluran yang menghubungkan rahim dengan lingkungan luar, jaringan ototnya merupakan kelanjutan dari otot sfingter ani dan otot levator ani yang dapat dikendalikan dan dilatih. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang dinding depan 9 cm dan dinding belakang 11 cm, dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yang disebut rugae. Fungsi utama vagina adalah saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi, jalan lahir pada waktu persalinan dan sarana hubungan seksual.

2)    Uterus (rahim)
       Uterus (rahim) adalah suatu organ berbentuk seperti bola lampu (buah peer) dan gepeng, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Pada wanita dewasa yang belum pernah menikah (bersalin) panjang uterus 5–8 cm dan beratnya 30–60 gram. Otot rahim mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembang dalam memelihara dan mempertahankan kehamilan, serta kemampuan mendorong janin keluar dengan jalan berkontraksi

3)    Tubafalopii (saluran sel telur)
       Merupakan saluran penghubung antara ovarium dengan uterus, berjalan ke arah lateral, kiri dan kanan, dengan panjang sekitar 12 cm dan diameter 3-8 mm. Fungsi tuba falopii adalah menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa, ovum, dan hasil konsepsi, serta tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil/konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi pada endometrium

4)    Ovarium (indung telur)
       Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari yang terletak di kiri dan kanan uterus. Ovarium merupakan sumber hormonal wanita yang utama dalam mengatur proses menstruasi. Setiap bulan, ovarium mengeluarkan sel telur (ovum) silih berganti kanan dan kiri, sehingga wanita mengalami masa subur.

5.    Gangguan Menstruasi
       Menurut Manuaba, 1999 terdapat beberapa gangguan menstruasi yaitu:

a.    Gangguan berdasarkan jumlah darah
1)    Hipermenorea (menoragia)
Pada bentuk gangguan siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak.

2)    Hipomenorea
Pada gangguan ini siklus tetap teratur, sesuai dengan jadwal menstruasi, jumlah sedikit, dengan kenyataan tidak banyak berdarah.


b.    Gangguan berdasarkan siklus menstruasi
1)    Polimenorea
                                         Menstruasi yang sering terjadi dan abnormal

2)    Oligomenorea
      Dimana siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah darah mungkin sama.

3)    Amenorea
Keterlambatan menstruasi lebih dari 3 bulan berturut-turut, menstruasi wanita teratur setelah usia 18 tahun

c.    Keadaan patologis yang berhubungan dengan menstruasi
1)    Ketegangan sebelum haid (premenstrual tension)
       Terjadi keluhan sekitar seminggu sebelum dan sesudah haid.

2)    Mastodinia (mastalgia)
       Terasa pembengkakan dan pembesaran payudara sebelum menstruasi. Ini disebabkan oleh peningkatan esterogen sehingga terjadi retensi air dan garam.

3)    Mittelschmerz (rasa nyeri saat ovulasi)
        Ini terjadi karena pecahnya folikel de graff, dapat disertai perdarahan, lamanya sekitar 2−3 hari, ini adalah waktu yang tepat untuk melakukn hubungan seksual yang memungkinkan terjadinya kehamilan.

4)    Dismenorea (rasa nyeri saat menstruasi)
       Perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan sampai mengganggu dalam tugas sehari-hari.

2 komentar:

  1. Manuba itu ahli apa ya, mbak?

    BalasHapus
  2. terimakasih banyak informasinya, sangat membantu sekali...

    http://obatasliindonesia.com/obat-herbal-nyeri-haid-terbaik/

    BalasHapus